Selasa, 10 Maret 2015

Antara Alpro dan Dirimu

Selasa, 3 Februari 2014 pukul 14.20

Hari itu gw cabut praktikum alpro. Laporan awal gw tak selesai, gmana tidak jadwalnya tiba-tiba pindah hari itu juga. Jadi, gw memutuskan menulis tentang dia (mungkin) untuk yang terakhir kalinya.

Saat itu, gw males banget karena jadwal praktikum alpro diubah menjadi hari ini jam 14.30 . Setahu gw, jadwal gw hari rabu jam 12 siang. Sialnya, gw belum mengerjakan laporan awal praktikum alpro sama sekali. Pada akhirnya, gw cabut praktikum dan masa bodo apa kelanjutannya. Kejadian itu menjadi mood-breaker dan membuat gw hopeless. Perasaan ini serupa tapi tak sama seperti hari kemarin,

Senin sore,saat matahari mulai kembali ke peraduan, sehari setelah gw publish tulisan gw berjudul surat (klik disini untuk melihat), dia (read:mantan gw) menelpon gw dan ingin membicarakan tentang tulisan gw. Sebelumnya dia sudah miss-call sebanyak 3x di siang harinya.

Sejujurnya, gw merasa sesuatu yang tak mengenakan untuk gw akan terjadi ketika dia menelpon. Gw rasa dia akan komplain tentang tulisan gw yang mengganggu dirinya.  Tetapi, gw harus menghadapi itu karena menghindar bukan pilihan. Tak lama, hp gw berdering dan yang menelpon adalah dia, gw tarik nafas yang dalam dan menguatkan mental gw jika sesuatu yang buruk terjadi.

Ku siap mendengar apa katamu
Ku siap mendengar cacianmu
Ku siap memperhatikan cemoohanmu
Ku siap kau menusukku
Dengan perkataanmu yang jujur tapi tajam
Bak pedang menghunus jantung manusia
Tapi....
Aku tak siap
Jika kau menyuruhku pergi dari hidupmu.

Seperti yang gw duga, dia membicarakan tulisan gw dan dia bilang bahwa dia tak nyaman dengan itu dan tulisan gw terlalu berlebihan. Gw balas perkataanya bahwa tulisan gw adalah pernyataan terjujur dari gw dalam segala aspek, termasuk perasaan gw. Setelah cukup lama mempertahankan argumen masing-masing, dia bilang bahwa gw salah menulis itu dan jangan hubungi dia lagi ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................ Selesai sudah pembicaraan itu

Gw berusaha line dia tapi dia berkata sudah cukup antara gw dan dia. Dia tak mau lagi berkorban perasaan untuk gw dan sudah nyaman dengan pasangan barunya. Bahkan ketika gw tanya apakah ada kesempatan (lagi) untuk gw, .......................................................
........................................................................................................................................
tak ada jawaban. Seketika, mood gw berubah 1800 . Gw hopeless untuk berusaha mendapatkannya (lagi). Sirna semua harapan itu dan gw merasakan arti dari kesedihan yang sesungguhnya yang pernah gw rasakan seumur hidup ini.

Kalau memang aku bukan pilihanmu
Kalau memang kita harus meninggalkan satu sama lain
Bolehkah aku meminta sesuatu darimu
Untuk yang terakhir?
Izinkan aku melihatmu sekali lagi
Izinkan diriku menggenggam lembut tanganmu
Tuk yang terakhir kali
Izinkan diri ini mengutarakan seluruh perasaanku
Sebelum kau meninggalkanku sendiri, .....
Dapatkah tubuh ini
Memeluk dirimu
Dengan seluruh perasaan cintaku padamu sekali ini saja?
Akhir dari yang sudah berakhir
Ku harap kau tak melihatku lagi
Ku harap kau tak menyesal
Dengan keputusanmu
Jangan melihat diriku
Semoga kau bahagia dengan dirinya

Selamat tinggal bunga matahariku
Selamat tinggal .......... perasaanmu padaku
Selamat tinggal ............ harapanku kembali padamu

Kamis, 05 Maret 2015

27 Februari 2015

27 Februari 2015
Ditemani dinginya malam kota Bekasi dan diiringi lagu Lay Me Down – Sam Smith

Gw memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Sebelum itu, gw berniat mampir ke rumah mantan gw untuk ngobrol dan bertemu dengannya sebelum tak bertemu lagi dalam waktu yang lama (tanpa memberitahukannya). Gw mau jujur tentang perasaan gw yang campur aduk setelah gw memberi surat kejujuran gw yang mematikan itu (baca disini) serta hadiah yang terlambat gw beri (harusnya saat ultah dia tahun lalu)

Ketika gw menumpang bis, gw melihat akun Path-nya memposting foto perayaan ultah temannya dan juga pasangannya yang dirayakan bersamaan di suatu tempat. Saat melihatnya, kperasaan gw hancur, terluka, marah, dan sedih. Tapi itu haknya dia untuk mem-posting momen bahagianya dan gw tak dapat protes ataupun melarangnya. Selain itu, niat gw yang akan menyambangi kediamannya mulai ragu karena gw berpikir ia tak akan di rumahnya ketika gw datang. Tapi, gw mecoba meluruskan niat gw untuk bertemu dengannya, apapun yang terjadi.

Waktu hape gw menunjukan pukul 23.10 ketika gw sampai tepat di rumahnya. Hanya ada nyanyian jangkrik di sekitar rumahnya yang gw dengar. Awalnya gw berniat langsung membunyikan pitu pagar rumahnya. Tapi karena takut mengganggu, gw mencoba memberitahukannya via Line. 15 menit gw menunggu, tak ada balasan darinya, bahkan tidak dibaca pesan yang gw kirim.

Hawa dingin yang menyerang tubuh ku hiraukan demi bertemu dengannya. I’m missing her like crazy. Gw mencoba me-Line lagi dia, tapi tak ada balasan. Gw mulai merasa pesimis dan tak terasa air mata mengalir. Gw merasa semua yang gw lakukan untuk hari ini sia-sia dan memang gw tak bisa memperbaiki hubungan dan komunikasi yang sekarang memburuk. Gw putus asa dan tak tahu harus apa lagi.

Waktu menunjukan tengah malam dan gw tak kuat untuk menahan dinginya malam ini. Gw putuskan untuk memanjat Masjid tak jauh dari rumahnya untuk sekedar cuci muka dan berlindung dari hawa dingin yang menyerang. Ku usahakan untuk menulis semua apa yang terjadi malam ini

Maafkan aku yang selalu menggagumu
Maafkan aku yang tak tahu diri
Maafkan hati ini yang selalu menginginkan hatimu
Maafkan aku yang tak lagi berarti
Maafkan aku yang tak belum dapat melupakanmu

Kalau ada yang penasaran apa hadiahnya, gw beritahu tapi gw delete fotonya karena gw takut hal tersebut menambah kekecewaan gw terhadap hari ini. Hadiahnya yaitu jersey klub boia yang ia sukai dan juga bunga matahari yang gw rawat sejak 2 tahun lalu. Kalau ditanya dimana hadiah tersebut, gw hanya dapat menjawab sudah tak ada lagi di gw. Dibuang? Ya. Dikubur? Ya. Diberi atau disumbangkan? Tidak. Biar kalian saja yang menyimpulkannya

Kalau memang semua harus berakhir
Tidak adakah pertemuan terakhir
Antara diriku dan dirimu?
Jika kau memang bahagia dengan pasanganmu yang baru
Aku berusaha untuk bahagia untuk kau
Karena aku berjanji
Aku lahir untuk melihatmu bahagia
Walau kebahagian itu bukan berasal dari diriku

Kalau kau memang tak mau menghubungiku lagi
Dapatkah ku menghubungimu untuk yang terakhir?
Bolehkah ku menjelaskan segala perasaanku padamu
Untuk yang terakhir?

Minggu, 01 Maret 2015

Surat

Ketika libur panjang karena imlek, gw ngajak jalan mantan gw untuk nonton. Dia setuju adan sekalian mau beli kado untuk cowoknya (read:bukan gw). Perasaan gw seneng akhirnya jalan, walaupun sama cewek orang lain karena gw males banget ‘gabut’ saat liburan. Tetapi, itu awal mula petaka gw dimulai.

Sejujurnya selain nonton, gw punya maksud lain. Gw ingin ngomong jujur tentang perasaan gw. Karena takut lupa, jadi gw menulis surat untuknya dan akan diberi saat kita jalan. Isi suratnya nanti gw kasih tahu di akhir. Intinya adalah perasaan gw ke dia yang sebenarnya ketika kita sudah putus.

Kita berangkat terlalu siang karena kesalahpahaman kapan berangkat. Akhirnya gw jemput dia di rumahnya yang berada di Bekasi. Ketika sampai di rumahnya, tiba-tiba teringat kenangan yang dibuat dengannya di masa lalu yang sulit untuk dilupakan tetapi terlalu sakit untuk dikubur dalam-dalam dari perasaan ini. Singkat kata, kita berangkat dan ..............
Sekarang, dia terlihat tambah cantik dari yang ku duga dan jantung gw berdegup kencang tak menentu seketika.


Kita berangkat ke pusat hiburan yang ada di kawasan Karawaci (males nyebutin merk). Sesampainya disana, keadaan sangat ramai pada hari itu. Awalnya kita pergi ke toko olahraga untuk belanja kado ulang tahun pasangan mantan gw yang baru. Pada saat itu, jujur gw merasa sedih, mengapa bukan untuk gw. Tetapi apadaya, kenyataannya seperti itu dan gw harus menerima dan tetap tegar, walau hati ini terus menangis. Hal yang sebenarnya bikin perasaan gw campur aduk, ketika diminta memlih sepatu yang mana yang pas untuk cowoknya. Sedih, marah, iri, sakit hati, dan perasaan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata semua tercampur aduk menjadi sebuah kesatuan yang mengoyk hati gw. Tetapi dia tak jadi beli kado dengan alasan yang sampai saat ini tak dapat gw mengerti.

Lalu kita makan di area foodcourt. Kita berbicara tentang kehidupan masing-masing dan gw nanya perasaan mantan gw ke cowoknya. Pertanyaan itu rupanya malah menjadi bumerang yang menghujam hati gw, amat sakit. Dia amatlah sayang dengan cowoknya dan sangat nyaman dengan cowoknya saat ini dan kelihatannya akan bertahan lama hubungan mereka. Setelah ia bercerita, gw memberikan surat tentang perasaan gw ke dia untuk dibaca. Dia menolak membacanya pada saat itu dan ingin pulang karena waktu sudah sore dan dia besok ada kuliah. Yasudahlah, gw memilih mengalah dan membatalkan rencana nonton film.

Dalam perjalanan pulang, gw memohon dia untuk membaca surat itu saat itu juga. Dia membacanya tanpa ekspresi. Entah apa yang ada di pikirannya dan juga perasaannya ketika ia membaca surat itu. Selesainya ia membaca surat tersebut, gw bertanya tentang pendapatnya tentang surat gw, apakah gw salah jujur ke dia tentang perasaan gw ke dia. Dia bingung menjawabnya karena dia sudah ada yang punya dan hanya menghargai kejujuran gw. Saat itu gw bersyukur rupanya dia masih ‘respect’ serta masih mau berhubungan baik dengan gw sebagai teman. Gw juga jujur sejujurnya tentang perasaan gw ke dia serta mendoakan yang terbaik untuknya.

Sesampainya di rumah dia, gw izin untuk sholat dan istirahat sebentar. Setelah sholat, gw pamit pulang karena malam semakin larut dan gw tak enak berlama-lama di rumahnya. Gw tak punya hubungan istimewa dengannya saat ini selain pertemanan. Sebelum gw pulang, gw sempat memanggilnya untuk mengatakan sesuatu kepadanya. Hanya saja, dia merespon, “Nanti SMS aja”. Sejujurnya ini yang ingin gw katakan dan tak pernah gw sms ke dia.

Aku masih menunggumu Kembali ke dekapanku Walau aku menjalin hubungan dengan wanita lain Perasaan itu tetap lain Ketika kita berdua menjalin cinta Mengapa? Karena kau wanita istimewa dan Kau adalah bunga matahariku

Setelah pertemuan itu dan kirim sms ke dia, dia tak membalasnya. Ketika aku butuh bantuannya keesokan harinya, dia tak meresponnya. Apa yang telah terjadi? Gw bingung apa yang terjadi? Apakah surat itu telah membunuh komunikasi antara aku dan dirimu? Atau memang kau sebenarnya tidak suka dengan kejujuranku? Sampai tulisan ini diterbitkan, gw belum mengetahui alasannya dia ‘dingin’ dan tak merespon pesan gw.

Sabtu, 21 Februari 2015

Saya (Jatuh) Cinta (Lagi)

Tak terasa sudah lebih dari setahun, gw sudah berpisah dengan mantan gw. Semua sudah berubah tak seperti kemarin. Dia yang makin dewasa, sifat tempramen gw yang sudah dapat ditekan, bahkan dia sudah punya pasangan yang baru dimana membuat dia merasa nyaman sekali dan lelaki itu lebih baik dari gw (dari perspektif dan cerita dari mantan gw). Ada sesuatu yang belum dan bahkan tidak berubah selain dia masih mempesona gw, yaitu gw masih cinta dan sayang dengannya

Ini terasa menggelikan bagi gw. Walaupun gw berusaha move on dan mencari cewek yang bikin gw dag-dig-dug walau cuma melihatnya, tapi alam bawah sadar gw masih berteriak, "Kembali saja kepada dia!". Perasaan yang tak menentu ini membuat gw menyesal. Bukan menyesal karena memutuskan mantan gw, tapi gw tidak tahu mengapa kita putus karena kita lost contact sejak gw mulai 'menghilang'

Jujur jika ada kesempatan lagi, gw menerima dengan hati yang terbuka kembalinya dia ke pelukanku. Apa daya, saat ini dia masih bersama lelaki yang saat ini ia cintai. Jika ia memang untuk lelaki tersebut dan mereka berdua bahagia, aku rela melihat dia bahagia walau tak bersamaku. Gw selalu tetap tersenyum walau hati menangis

Selasa, 17 Juni 2014

Jakarta 3 Dini Hari (II)

Jakarta
Pukul 3
Dini Hari
Ku belum masuk ke tempat berlindung
Panggilan tugas memanggil

Jakarta
22 Mei
Hari yang berberda antara semua hari
Untuk dia dan ia
Jua keluarga dia dan keluarga ia

Selamat bertambah umur yang tak dapat ku ucapkan langsung kepada Anda berdua
Semoga semakin dewasa
Semua cita dan impian dapat diwujudkan menjadi nyata

Itu saja
Ya hanya begitu saja
Apa bedanya!
Apa spesialnya!

Untuk itu, khusus untuk dia
Maaf tak ada hadiah dariku
Mungkin kau tak peduli kalau aku ada
Hanya ucapan dari pengecut
Ucapan pengagum rahasia untuk idola
Yang tak dapat langsung kuucapkan
Aku sebal karena aku tak dapat dekat denganmu saat ini
Aku mengagumimu gadis terjutek yang pernah ku temui
Aku cinta kamu gadis berkacamata hitam

Kita memang berbeda jalan
Berbeda tujuan
Berbeda perasaan
Tapi ku harap
Kita kembali bertemu
Di tempat tujuan kita

Selasa, 03 Juni 2014

Jakarta, 3 Dini Hari

Jakarta, 3 dini hari
Kantuk belum menenmbus diriku
Perasaan ini berkecamuk
Tak dapat dilukiskan

3 dini hari
Sudah mengantuk tetapi belum terlelap
Perasaan ini ingin ku lepas
Masih tak dapat dituliskan

Pukul 3 Dini Hari
Jiwa ini meronta
Ingin mengeluarkan semua

Jakarta, 3 Dini Hari
Dari sini
Tulisan ini dimulai

Minggu, 06 April 2014

The Awakening

Mulai dari bulan Februari, gw cuti nulis dan mempublikasi lagi hasil keresahan gw. Kenapa? Karena gw butuh waktu untuk menyendiri..

Gw menyendiri lama banget, sampai gw hampir lupa cara bersosialisasi. Ya gw sangat membutuhkan hal itu karena menurut gw ada yang salah dengan diri gw. Karena itu, gw kurang yakin dan insting pembunuh (dalam arti positif) yang tak seperti dulu lagi.

Ada apa dengan gw? Pertama, gw kurang yakin dengan apa yang gw jalani saat ini. Itu sangat terasa sampai gw harus memutar balik dan memulai lagi dari awal. Kedua, gw punya 'sesuatu' yang aneh. Gw gak bisa lihat foto yang menurut gw punya kenangan dan nilai yang tak dapat dilupakan, baik itu baik atau buruk (termasuk foto dia(you know well right?)). Terakhir, ada masalah yang belum terselesaikan dan bersifat privacy

So jadi sekarang lagi apa? Jawabannya sedang membangun kembali mimpi-mimpi keluarga yang belum terealisasi menjadi kenyataan dan gw yang akan merealisasikannya. Amiiin

#RiseAboveDoubts #NeverGiveUp #Rebuiltmydream