27
Februari 2015
Ditemani dinginya malam
kota Bekasi dan diiringi lagu Lay Me Down – Sam Smith
Gw memutuskan untuk
pulang ke Jakarta. Sebelum itu, gw berniat mampir ke rumah mantan gw untuk
ngobrol dan bertemu dengannya sebelum tak bertemu lagi dalam waktu yang lama
(tanpa memberitahukannya). Gw mau jujur tentang perasaan gw yang campur aduk
setelah gw memberi surat kejujuran gw yang mematikan itu (baca disini)
serta hadiah yang terlambat gw beri (harusnya saat ultah dia tahun lalu)
Ketika gw menumpang bis, gw melihat akun Path-nya memposting foto perayaan ultah temannya dan juga
pasangannya yang dirayakan bersamaan di suatu tempat. Saat melihatnya, kperasaan
gw hancur, terluka, marah, dan sedih. Tapi itu haknya dia untuk mem-posting
momen bahagianya dan gw tak dapat protes ataupun melarangnya. Selain itu, niat
gw yang akan menyambangi kediamannya mulai ragu karena gw berpikir ia tak akan
di rumahnya ketika gw datang. Tapi, gw mecoba meluruskan niat gw untuk bertemu
dengannya, apapun yang terjadi.
Waktu hape gw
menunjukan pukul 23.10 ketika gw sampai tepat di rumahnya. Hanya ada nyanyian
jangkrik di sekitar rumahnya yang gw dengar. Awalnya gw berniat langsung
membunyikan pitu pagar rumahnya. Tapi karena takut mengganggu, gw mencoba
memberitahukannya via Line. 15 menit gw menunggu, tak ada balasan darinya,
bahkan tidak dibaca pesan yang gw kirim.
Hawa dingin yang
menyerang tubuh ku hiraukan demi bertemu dengannya. I’m missing her like crazy.
Gw mencoba me-Line lagi dia, tapi tak ada balasan. Gw mulai merasa pesimis dan
tak terasa air mata mengalir. Gw merasa semua yang gw lakukan untuk hari ini
sia-sia dan memang gw tak bisa memperbaiki hubungan dan komunikasi yang
sekarang memburuk. Gw putus asa dan tak tahu harus apa lagi.
Waktu menunjukan tengah
malam dan gw tak kuat untuk menahan dinginya malam ini. Gw putuskan untuk
memanjat Masjid tak jauh dari rumahnya untuk sekedar cuci muka dan berlindung
dari hawa dingin yang menyerang. Ku usahakan untuk menulis semua apa yang terjadi
malam ini
Maafkan aku yang selalu menggagumu
Maafkan aku yang tak tahu diri
Maafkan hati ini yang selalu menginginkan hatimu
Maafkan aku yang tak lagi berarti
Maafkan aku yang tak belum dapat melupakanmu
Maafkan aku yang tak tahu diri
Maafkan hati ini yang selalu menginginkan hatimu
Maafkan aku yang tak lagi berarti
Maafkan aku yang tak belum dapat melupakanmu
Kalau ada yang
penasaran apa hadiahnya, gw beritahu tapi gw delete fotonya karena gw takut hal
tersebut menambah kekecewaan gw terhadap hari ini. Hadiahnya yaitu jersey klub
boia yang ia sukai dan juga bunga matahari yang gw rawat sejak 2 tahun lalu.
Kalau ditanya dimana hadiah tersebut, gw hanya dapat menjawab sudah tak ada
lagi di gw. Dibuang? Ya. Dikubur? Ya. Diberi atau disumbangkan? Tidak. Biar
kalian saja yang menyimpulkannya
Kalau memang semua harus berakhir
Tidak adakah pertemuan terakhir
Antara diriku dan dirimu?
Jika kau memang bahagia dengan pasanganmu yang baru
Aku berusaha untuk bahagia untuk kau
Karena aku berjanji
Aku lahir untuk melihatmu bahagia
Walau kebahagian itu bukan berasal dari diriku
Tidak adakah pertemuan terakhir
Antara diriku dan dirimu?
Jika kau memang bahagia dengan pasanganmu yang baru
Aku berusaha untuk bahagia untuk kau
Karena aku berjanji
Aku lahir untuk melihatmu bahagia
Walau kebahagian itu bukan berasal dari diriku
Kalau kau memang tak mau menghubungiku lagi
Dapatkah ku menghubungimu untuk yang terakhir?
Bolehkah ku menjelaskan segala perasaanku padamu
Untuk yang terakhir?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar