Kamis, 05 Maret 2015

27 Februari 2015

27 Februari 2015
Ditemani dinginya malam kota Bekasi dan diiringi lagu Lay Me Down – Sam Smith

Gw memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Sebelum itu, gw berniat mampir ke rumah mantan gw untuk ngobrol dan bertemu dengannya sebelum tak bertemu lagi dalam waktu yang lama (tanpa memberitahukannya). Gw mau jujur tentang perasaan gw yang campur aduk setelah gw memberi surat kejujuran gw yang mematikan itu (baca disini) serta hadiah yang terlambat gw beri (harusnya saat ultah dia tahun lalu)

Ketika gw menumpang bis, gw melihat akun Path-nya memposting foto perayaan ultah temannya dan juga pasangannya yang dirayakan bersamaan di suatu tempat. Saat melihatnya, kperasaan gw hancur, terluka, marah, dan sedih. Tapi itu haknya dia untuk mem-posting momen bahagianya dan gw tak dapat protes ataupun melarangnya. Selain itu, niat gw yang akan menyambangi kediamannya mulai ragu karena gw berpikir ia tak akan di rumahnya ketika gw datang. Tapi, gw mecoba meluruskan niat gw untuk bertemu dengannya, apapun yang terjadi.

Waktu hape gw menunjukan pukul 23.10 ketika gw sampai tepat di rumahnya. Hanya ada nyanyian jangkrik di sekitar rumahnya yang gw dengar. Awalnya gw berniat langsung membunyikan pitu pagar rumahnya. Tapi karena takut mengganggu, gw mencoba memberitahukannya via Line. 15 menit gw menunggu, tak ada balasan darinya, bahkan tidak dibaca pesan yang gw kirim.

Hawa dingin yang menyerang tubuh ku hiraukan demi bertemu dengannya. I’m missing her like crazy. Gw mencoba me-Line lagi dia, tapi tak ada balasan. Gw mulai merasa pesimis dan tak terasa air mata mengalir. Gw merasa semua yang gw lakukan untuk hari ini sia-sia dan memang gw tak bisa memperbaiki hubungan dan komunikasi yang sekarang memburuk. Gw putus asa dan tak tahu harus apa lagi.

Waktu menunjukan tengah malam dan gw tak kuat untuk menahan dinginya malam ini. Gw putuskan untuk memanjat Masjid tak jauh dari rumahnya untuk sekedar cuci muka dan berlindung dari hawa dingin yang menyerang. Ku usahakan untuk menulis semua apa yang terjadi malam ini

Maafkan aku yang selalu menggagumu
Maafkan aku yang tak tahu diri
Maafkan hati ini yang selalu menginginkan hatimu
Maafkan aku yang tak lagi berarti
Maafkan aku yang tak belum dapat melupakanmu

Kalau ada yang penasaran apa hadiahnya, gw beritahu tapi gw delete fotonya karena gw takut hal tersebut menambah kekecewaan gw terhadap hari ini. Hadiahnya yaitu jersey klub boia yang ia sukai dan juga bunga matahari yang gw rawat sejak 2 tahun lalu. Kalau ditanya dimana hadiah tersebut, gw hanya dapat menjawab sudah tak ada lagi di gw. Dibuang? Ya. Dikubur? Ya. Diberi atau disumbangkan? Tidak. Biar kalian saja yang menyimpulkannya

Kalau memang semua harus berakhir
Tidak adakah pertemuan terakhir
Antara diriku dan dirimu?
Jika kau memang bahagia dengan pasanganmu yang baru
Aku berusaha untuk bahagia untuk kau
Karena aku berjanji
Aku lahir untuk melihatmu bahagia
Walau kebahagian itu bukan berasal dari diriku

Kalau kau memang tak mau menghubungiku lagi
Dapatkah ku menghubungimu untuk yang terakhir?
Bolehkah ku menjelaskan segala perasaanku padamu
Untuk yang terakhir?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar